Warga Jangan Panik, Kepala Dinkes DKJ Ani: Virus HMPV sudah Ada sejak 2001 dan Tak Berbahaya
News24xx.com - Warga Jakarta diminta jangan panik terhadap isu wabah penyakit yang diakibatkan oleh virus Human Metapneumovirus (HMPV). Belakangan ini banyak orang resah karena mendapat informasi yang menyimpang dari pihak tak bertanggung jawab melalui medsos maupun obrolan sehari.
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Daerah Khusus Jakarta Ani Ruspitawati mengimbau masyarakat tetap tenang dan meningkatkan pola hidup sehat. “Saat ini banyak warga gelisah atas informasi tentang virus HMPV yang dihubung-hubungkan dengan wabah Covid-19 yang terjadi beberapa tahun lalu,” kata Ani kepada wartawan di Jakarta, Kamis (9/1).
Perlu dijelaskan HMPV bukan merupakan virus baru dan sudah dikenal di dunia medis sejak tahun 2001. “Bukan virus baru, tidak seperti Covid-19 yang memang baru pertama kali ditemukan tahun 2019 lalu. HMPV merupakan salah satu dari banyak mikroorganisme atau agen penyebab penyakit Infeksi Saluran Napas Akut (ISPA), baik pada saluran napas atas maupun bawah. Kasusnya ditemukan hampir sepanjang tahun,” ujar Ani
Gejala umum penderita ISPA akibat berbagai virus atau mikroorganisme lain juga sama, antara lain batuk, demam, hidung tersumbat, dan sesak napas. “Setidaknya, ada 23 mikroorganisme yang sering ditemukan pada penderita ISPA, seperti virus Influenza tipe A dan tipe B, Adenovirus, Coronavirus, dan lain-lain,” papar Ani.
Ani meminta masyarakat tetap tenang, tetapi perlu mengambil langkah preventif dengan menerapkan pola hidup sehat, seperti menghindari penularan dengan etika batuk, rajin mencuci tangan, dan menggunakan masker ketika sakit. “Walaupun mayoritas penderita ISPA akibat HMPV tidak mengalami sakit berat, tetapi pada kelompok rentan, yaitu pada kalangan anak, lansia, dan orang dengan gangguan sistem kekebalan tubuh, infeksi ini dapat menjadi lebih berat dan membutuhkan perawatan khusus,” imbuhnya.
Saat ini jumlah penderita ISPA dan pneumonia sedang meningkat, sejak bulan November tahun 2024. Kasus ISPA yang disebabkan oleh HMPV sudah ada sejak 2022 di Jakarta. Sesuai data terkini Dinas Kesehatan, jumlah penderita ISPA akibat HMPV sebanyak 19 kasus (2022), 78 kasus (2023), dan 100 kasus (2024). “Memang ada peningkatan tapi jumlahnya masih relatif kecil,” sebut Ani.
Beberapa upaya yang dilakukan Pemprov Daerah Khusus Jakarta di antaranya, gencar melakukan edukasi kepada masyarakat dan menghindari penularan dengan etika batuk, menggunakan masker ketika sakit, mencuci tangan, hidup sehat untuk meningkatkan daya tahan tubuh. Selain itu, Dinkes juga menyiapkan fasilitas untuk menangani kasus ISPA dan penyakit menular. ***