Imbas Pemindahan Penerbangan, Tenan di Bandara Halim Perdanakusuma Gulung Tikar Karena Omset Anjlok

Imbas Pemindahan Penerbangan, Tenan di Bandara Halim Perdanakusuma Gulung Tikar Karena Omset Anjlok - Image Caption


News24xx.com -  Separuh penerbangan di Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta, sejak 1 Agustus lalu dipindahkan ke Bandara Soekarno Hatta. Akibat hal itu, para pemilik usaha kini mulai menjerit karena sepinya pembeli, bahkan ada tiga tempat usaha yang akhirnya gulung tikar karena tak bisa membayar sewa tempat.

Sepinya pembeli di Bandara Halim Perdanakusuma ini terjadi sejak beberapa tahun belakangan ini. Hal itu makin parah setelah separuh penerbangan dipindahkan ke Bandara Soetta. Tak adanya penumpang membuat pedagang hanya bisa gigit jari.

Di tengah sepinya pembeli akibat pengurangan penerbangan, ternyata harga sewa tempat tak mau juga diturunkan oleh pihak pengelola. Mereka pun semakin kebingungan lantaran disaat tak ada pemasukan namun harus membayar penuh harga sewa tempat.

Chika, 27, salah satu pegawai tenan mengatakan, tempat kerjanya selalu sepi pengunjung sejak beberapa tahun belakangan ini. Dan pengurangan penerbangan menambah derita bagi tempat kerjanya karena tak ada penumpang pesawat yang datang. 

“Jadi sejak 1 Agustus 2025 ada banyak pengurangan penerbangan maskapai di bandara ini, sehingga tenan kami jadi sepi pembeli, sehari paling hanya sekitar enam pelanggan saja mampir makan dan minum di tenan,” kata Chika, Rabu (3/9).

Menurut Chika, akibat sepinya pembeli, penurunan omset mencapai 50 persen dialaminya sejak awal Agustus lalu. Hal itu tidak sebanding dengan pengeluaran rata-rata untuk membayar sewa yang nilainya belasan juta dan gaji pegawai. “Satu hari pendapatan Rp400 ribu, tenan lain ada yang hanya dapat Rp43 ribu untuk satu hari pemasukannya. Merugi ya pasti, kan belum lagi untuk bayar sewa,” imbuhnya.

Dikatakan Chika, di tempatnya sudah melakukan upaya dengan mengakali shift kerja, yang biasanya empat pegawai menjadi dua orang. Namun hal itu tak juga membantu karena pemasukan tetap selalu minus di setiap bulannya. “Tenan ini saja yang tadinya sembilan karyawan sekarang tinggal lima karyawan saja,” katanya.

Pihaknya, sambung Chika, juga sudah berupaya untuk bersurat ke pengelola Bandara Halim Perdanakusuma yang dikelola oleh Puskopau dan PT Angkasa Transportindo Selaras (ATS), untuk meminta pengurangan biaya sewa. Namun mereka sama sekali enggan memberikan keringanan dan harus membayar biaya sewa secara full. 

“Mereka cuma memberi surat balasan kalau tidak ada penurunan harga sewa, bahkan mereka juga memberi jawaban ketus jika memang sudah tidak sanggup membayar sebaiknya pindah saja,” ungkap Chika.

Akibat sepinya pembeli dan sewa yang mahal, sudah ada beberapa tempat usaha yang tutup alias gulung tikar. Mereka adalah Warteg Bandara, Atomic Cafe, Warung Bandara, dan Circle K, yang memilih angkat kaki.

“Harapannya, semoga ada pengertian kebijakan dari pengelola tenan agar dapat menurunkan sewa dan transparansi manifest flights lebih baik lagi. Dibilang ekonomi baik-baik saja kan tidak juga, imbasnya tenan kami ini sedang kembang kempis,” tutup Chika. ***