Kemendiktisaintek Tanggap Bencana dan Dukungan Perguruan Tinggi
Kemendiktisaintek Tanggap Bencana dan Dukungan Perguruan Tinggi - Image Caption
News24xx.com - Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemdiktisaintek) menyampaikan perkembangan terkini mengenai kondisi perguruan tinggi di Aceh, Sumatra Barat (Sumbar), Sumatera Utara (Sumut) yang terdampak bencana hidrometeorologi berupa banjir dan longsor sejak akhir November 2025.
Berdasarkan pembaruan data hingga 6 Desember 2025 pukul 21.00 WIB, sebanyak 60 perguruan tinggi di bawah naungan Kemdiktisaintek terdampak bencana:
- Aceh: 31 perguruan tinggi (4 PTN, 27 PTS).
- Sumbar: 15 perguruan tinggi (9 PTN, 6 PTS).
- Sumatera Utara: 14 perguruan tinggi (1 PTN, 13 PTS).
Sebagian besar kegiatan belajar mengajar terhenti akibat akses kampus yang terputus, kerusakan bangunan, pemadaman listrik dan internet, serta kondisi sivitas akademika yang mengungsi atau terdampak secara langsung. Kementerian juga mencatat jumlah sivitas akademika yang terdampak mencapai 21.911 orang, terdiri 1.179 dosen PTN dan 151 PTS, 1.534 Tenaga Pendidik PTN dan 233 tenaga pendidik PTS, 14.359 Mahasiswa PTN dan 1.875 Mahasiswa PTS. Pendataan detail per provinsi menunjukkan Aceh sebagai wilayah dengan dampak terbesar, disusul Sumbar dan Sumut.
Langkah Strategis Atasi Kerusakan Sarana-Prasarana
Dari hasil asesmen awal, berbagai fasilitas pendidikan tinggi mengalami kerusakan, meliputi: Ruang kelas, laboratorium, dan fasilitas penunjang ambruk atau terendam, Peralatan komputer dan sarana pembelajaran rusak, Gedung kampus mengalami keretakan hingga roboh, Akses jalan menuju kampus terputus akibat longsor, Listrik dan jaringan internet belum berfungsi di banyak lokasi.
Pendataan lengkap tingkat kerusakan Sarana dan Prasarana (Sarpras) sedang dilanjutkan oleh perguruan tinggi bersama pemerintah daerah.
Kemdiktisaintek telah melakukan langkah cepat berupa:
- Koordinasi dengan kampus di wilayah terdampak, pemerintah daerah, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), dan lembaga terkait untuk pendataan dampak dan kebutuhan darurat.
- Mobilisasi bantuan darurat, termasuk logistik, air bersih, pakaian, obat-obatan, sanitary kit, serta dukungan psikososial bagi mahasiswa dan tenaga pendidik.
- Persiapan skema pemulihan awal, termasuk revitalisasi sarpras pendidikan dan relokasi pembelajaran sementara.
“Perguruan tinggi bukan hanya pusat ilmu pengetahuan, tetapi juga kekuatan kemanusiaan. Dalam situasi darurat seperti yang terjadi di Sumatra, kehadiran akademisi, peneliti, dan mahasiswa di lapangan menjadi wujud nyata bahwa ilmu, teknologi, dan inovasi harus bekerja untuk masyarakat. Kami memastikan seluruh sumber daya perguruan tinggi bergerak cepat, terkoordinasi, dan tepat sasaran,” ujar Menteri pendidikan tinggi sains dan teknologi Brian Yuliarto dalam Rapat Koordinasi Nasional Penanggulangan Bencana Sumatra, Senin (30/11).
Dukungan untuk Mahasiswa Daerah Terdampak
Solidaritas kampus terasa sangat kuat. Puluhan perguruan tinggi dari berbagai provinsi telah mengirim Tim medis dan relawan, Bantuan logistik dan sembako, Layanan trauma healing dan psikososial, Penggalangan dana dan posko bantuan, Fasilitas kesehatan dan ambulans serta Bantuan struktural untuk mahasiswa terdampak, seperti keringanan Uang Kuliah Tunggal (UKT), beasiswa Kartu Indonesia Pintar (KIP) Kuliah, bantuan biaya hidup, hingga pendampingan psikologis, juga telah disalurkan oleh banyak kampus.
Sejumlah perguruan tinggi antara lain Universitas Mataram (Unram), Universitas Padjadjaran (Unpad), Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed), Universitas Trunojoyo Madura (UTM), dan Institut Seni Indonesia (ISI) Padangpanjang telah memberikan Keringanan UKT, beasiswa khusus, bantuan pembelajaran dan logistik, bantuan biaya hidup, serta pendampingan psikososial.
Kemdiktisaintek mengapresiasi kontribusi seluruh lembaga pendidikan yang terlibat dalam respons kemanusiaan di Sumatra. Kementerian bersama seluruh perguruan tinggi dan mitra nasional berkomitmen untuk memastikan pemulihan pendidikan tinggi berjalan cepat, aman, dan inklusif. ***