Pengamat Tom Pasaribu: Pertarungan Prabowo vs Jokowi, Siapa yang Bertanggung Jawab?

Pengamat Tom Pasaribu: Pertarungan Prabowo vs Jokowi, Siapa yang Bertanggung Jawab? - Image Caption
News24xx.com - Memanasnya suhu politik antara kubu Prabowo Subianto dan Joko Widodo kembali membuat gerah setelah beberapa kali ketegangan yang diciptakan oleh kubu Prabowo.
Konflik ini dinilai justru memperkeruh suasana politik dan sulit bagi Prabowo untuk mengungguli Joko Widodo yang didukung oleh partai-partai besar dan loyalis yang solid.
Hal itu disampaikan pengamat hukum dan politik Tomu Agustinus Pasaribu, SH, MH kepada wartawan di Jakarta, Senin, 15 September 2025.
“Menurut saya, loyalis Joko Widodo terbukti lebih kuat dan setia, bahkan ketika Jokowi tidak lagi menjabat sebagai presiden. Sebaliknya, loyalis Prabowo cenderung mengutamakan kepentingan pribadi dan jabatan, seperti terlihat dalam aksi demo yang berujung kerusuhan pada akhir Agustus 2025, yang gagal dikendalikan oleh pendukungnya sendiri,” kata pria yang akrab disapa Tom.
Kegagalan meredam aksi demo menunjukkan lemahnya pengelolaan di pihak Prabowo.
Sementara itu, strategi politik kubu Jokowi terbukti lebih efektif, berhasil mengalihkan perhatian publik pada isu utama nasional seperti penolakan RUU Perampasan Aset, meskipun harus mengorbankan beberapa pejabat.
Kasus-kasus hukum yang melibatkan loyalis Jokowi, termasuk dugaan korupsi dan proyek bermasalah, tidak kunjung terselesaikan di masa pemerintahan Prabowo.
“Hal ini memperkuat pandangan bahwa pengaruh Jokowi masih kuat dan lebih besar dibandingkan Prabowo dalam mengendalikan politik nasional,” papar Tom.
Pertarungan terbuka antara keduanya diprediksi akan berakhir dengan kemenangan kubu Jokowi, sambung Tom, bahkan memungkinkan munculnya pemerintahan transisi yang dipimpin oleh generasi baru seperti Gibran.
“Ini berarti cita-cita politik Prabowo dan programnya hingga 2034 berpotensi kandas akibat kurangnya strategi yang matang,” tegas Tom.
Tom mengingatkan agar kedua kubu tidak mengorbankan rakyat demi ambisi kekuasaan.
“Hukum Tuhan, alam semesta, dan kemanusiaan harus tetap dijunjung agar tercipta kedamaian dan kesejahteraan bangsa. Jika rakyat mampu menghindari perang politik ini, mereka bisa mengambil alih kendali membentuk masa depan yang lebih baik,” pungkas Tom. ***