Harga Kopi Meledak 50%! Siap-Siap Ngopi di Kafe Jadi Barang Mewah!
 
                Harga Kopi Meledak 50%! Siap-Siap Ngopi di Kafe Jadi Barang Mewah! - Image Caption
Harga kopi arabika dunia melonjak lebih dari 50% sejak Agustus 2025, mencapai level tertinggi dalam beberapa tahun terakhir. Kenaikan ini dipicu gejolak perdagangan antara AS, Brasil, dan Kolombia, dua produsen utama arabika dunia.
Mengutip Nasdaq, lonjakan harga terjadi setelah Presiden AS Donald Trump berencana menerapkan tarif impor baru terhadap kopi Kolombia, sementara penguatan mata uang real Brasil memperlambat ekspor. Kini harga arabika menembus US$4,30 per pon, dengan stok di bursa ICE anjlok ke titik terendah dalam 19 bulan terakhir, hanya 467 ribu karung.
Situasi diperparah tarif impor 50% terhadap kopi Brasil yang membuat pembeli AS membatalkan kontrak baru, mendorong harga global naik lebih tajam.
Selain itu, cuaca ekstrem turut memengaruhi pasokan. Somar Meteorologia mencatat hujan berlebih di Minas Gerais, Brasil, sedangkan NOAA memprediksi peluang La Niña mencapai 71%, yang berpotensi menurunkan produktivitas kopi musim depan.
Menurut USDA FAS, produksi arabika global 2025/2026 diperkirakan turun 1,7% menjadi 97 juta karung, dengan defisit pasokan mencapai 8,5 juta karung—tertinggi dalam lima tahun terakhir.
Sementara itu, produksi kopi Indonesia justru naik 5% menjadi 11,3 juta karung, ditopang cuaca baik. Meski 85% produksinya robusta, lonjakan harga arabika dunia membawa berkah bagi petani di Gayo, Toraja, dan Kintamani, di mana harga arabika lokal melonjak hingga Rp222 ribu per kilogram.
Kondisi ini juga mendorong peningkatan ekspor Indonesia hingga 6,5 juta karung, terutama ke pasar Eropa dan Asia. Meski konsumsi domestik tumbuh lambat, momentum kenaikan harga arabika bisa menjadi peluang bagi Indonesia memperkuat posisi di pasar kopi premium global.
 
                             
                            