Tim Peneliti IPB University Berhasil Ciptakan Rompi Antipeluru Berbahan Limbah Kelapa Sawit
Tim Peneliti IPB University Berhasil Ciptakan Rompi Antipeluru Berbahan Limbah Kelapa Sawit - Image Caption
News24xx.com - IPB University menciptakan rompi anti peluru berbahan dasar limbah kelapa sawit. Sampah sawit yang semula tak bernilai, kini memiliki potensi besar sebagai material strategis pertahanan nasional.
Inovasi rompi antipeluru berbahan tandan kosong kelapa sawit (TKKS) hasil riset tim IPB University ini, bahkan telah dinyatakan lolos uji balistik dan tersertifikasi setelah menjalani pengujian ketat di Laboratorium Dinas Penelitian dan Pengembangan Angkatan Darat (Dislitbang TNI AD), Batujajar, Bandung, Jawa Barat.
Keberhasilan ini menandai capaian penting riset biomaterial IPB University dalam mendukung pengembangan industri pertahanan berbasis sumber daya lokal.
Pencapaian tersebut merupakan puncak dari riset biomaterial TKKS yang telah dikembangkan selama bertahun-tahun, dengan fokus khusus pada material antipeluru sejak 2023 hingga akhirnya memenuhi standar kualifikasi militer.
Inovasi ini lahir dari kolaborasi tim IPB University dari multi disiplin, yang diketuai Dr Siti Nikmatin, peneliti Pusat Studi Sawit yang juga dosen Departemen Fisika. Dr Siti ditemani tim peneliti lain yakni, Dr Irmansyah, Rima Fitria Adiati, MT, Dr Agus Kartono (Fisika), serta Tursina Andita Putri, MSi (Agribisnis).
Keterlibatan mitra industri melalui Andika Kristinawati, M.Si dari PT Interstisi Material Maju turut memperkuat hilirisasi riset ini.
Sementara proses sertifikasi disaksikan langsung oleh pimpinan IPB University, yakni Prof Anas Miftah Fauzi (Kepala Lembaga Riset Internasional Teknologi Maju) dan Prof Budi Mulyanto (Kepala Pusat Studi Sawit).
Kemudian proses pengujian balistik ini dipantau langsung oleh jajaran perwira peneliti TNI AD, yakni Kolonel Cpl Kries Kambaksono, Kolonel Yayat Priatna P, Kolonel Hiras M.S Turnip, dan Kolonel Tri Handoko.
Dalam keterangannya melalui rilis yang diterima wartawan media ini Sabtu, 27 Desember 2025, Dr Siti mengatakan, rompi berbahan serat TKKS diuji menggunakan amunisi kaliber 9×19 mm dari jarak tembak lima meter, mencakup kondisi tembak kering dan basah, serta uji ketahanan terhadap tusukan dan bacokan senjata tajam.
Penilaian tim penguji setelah peluru ditembakan, rompi ini dinyatakan lulus, karena mampu menahan proyektil tanpa tembus dengan tingkat deformasi atau lekukan belakang di bawah 44 mm.
Performa ini dinilai sangat kompetitif dengan rentang harga pasaran rompi antipeluru level IIIA yang ada saat ini. Selain memenuhi aspek perlindungan, rompi ini juga menonjol dari sisi ergonomi, dengan bobot di bawah 2 kg dan ketebalan kurang dari 2 cm.
Proyek ini didanai melalui Program Dana Padanan (Kedaireka) Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi tahun anggaran 2024–2025.
Dr Siti Nikmatin menekankan pentingnya langkah strategis menuju komersialisasi. Menurutnya, ketersediaan bahan baku serat sawit sangat melimpah, namun proses produksi masih memerlukan dukungan investasi permesinan dan modal karena banyak tahapan dilakukan secara manual.
“Semoga inovasi ini dapat mengubah potensi limbah kelapa sawit menjadi kekuatan baru bagi kedaulatan industri pertahanan Indonesia di masa depan,” harapnya. ***