Kisah Pengabdian Guru SMAN 8 Jakarta “Jalan Sunyi di Taman Bukit Duri” Segera Diluncurkan

Kisah Pengabdian Guru SMAN 8 Jakarta “Jalan Sunyi di Taman Bukit Duri” Segera Diluncurkan - Image Caption


News24xx.com -  Setiap guru punya pengalaman unik dalam proses belajar-mengajar, termasuk cerita bagaimana akhirnya sang guru berkarir hingga pensiun. Banyak cerita yang bersifat human interest, dan inilah yang akan diangkat oleh penulis, dosen, dan pegiat literasi,

Suradi, MSi dalam buku terbarunya berjudul “Jalan Sunyi di Taman Bukit Duri : Guru-guru yang Mengabdikan Dirinya untuk SMAN 8 Jakarta” yang akan diterbitkan Kakilangit, Prenada Media Group, Jakarta, pertengahan Juli nanti.

Seperti banyak diketahui publik di Tanah Air, SMAN 8 Jakarta atau biasa disingkat Smandel ini merupakan  salah satu sekolah negeri yang mampu mempertahankan prestasi akademik puluhan tahun, bahkan ketika era zonasi dan afirmasi saat ini, sekolah yang terletak di Bukit Duri, Tebet, Jakarta Selatan ini mampu melakukan berbagai terobosan dan strategi untuk tetap menjaga nama baik, dan tentunya prestasi siswa di bidang akademik dan nonakademik.

Suradi, MSi yang jug alumni dan bahkan pernah mengabdi sebagai guru di SMAN 8 Jakarta selama 11 tahun (1989-2000) bukan saja berpengalaman dalam menulis buku, mengingat lama berprofesi sebagai jurnalis, tetapi punya akses dan jaringan yang kuat di berbagai lini alumni SMAN 8 Jakarta sehingga memudahkan untuk mengumpulkan bahan dan riset tentang guru-guru SMAN 8 Jakarta.

Menurut Suradi, MSi, buku yang dipersembahkan  dalam rangka 66 tahun SMAN 8 Jakarta dan juga untuk dunia pendidikan di Indonesia ini,  memerlukan proses riset, wawancara, dan penulisan selama sekitar 3 tahun. “Tentunya proses tersebut saambil mengerjakan tugas lain dan juga menulis buku yang berbeda. :Ayoo yang tertarik bisa pesan ke sana melalui nomor yang ada di poster/flayer buku yaitu WA 08161155840 ,”ucap Suradi.

Pengalaman 51 Guru dan 3 Kepsek

Dalam buku setebal 560 halaman ini berisi kisah 51 guru yang diulas atau menceritakan kisahnya, dan disunting dengan bahasa jurnalistik yang enak dibaca. Cerita guru tersebut ditambah foto-foto terkait, sehingga pembaca, terutama keluarga besar SMAN 8 Jakarta dapat merasakan hubungan emosional ang kuat dengan guru dan sekolahnya.  Selain itu, kalangan pendidik dan masyarakat umum  juga dapat mencari manfaat dari buku ini, mengingat sudah ribuan alumni SMAN 8 yang tersebar diberbagai daerah dan berprofesi beragam, mulai dokter, ekonomi, birokrat, teknorkat, lawyer, pendidik, pengusaha, dan wiraswasta.

Selain kisah 51 guru, ada ada cerita kepemimpinan 3 Kepala skeolah di masa krusial yaitu Agusman Anwar yang melahirkan motto ‘SMAN 8 Rajawali Emas: Cerdas, Tangguh, dan Peduli’ lalu upaya Kepsek Rita Hastuti di masa Covid-19 dengan berbagai cara dan strategi yang akhirnya malah membuat SMAN 8 tetap di puncak prestasi. Ketiga, tentu Kepsek saat ini, Mukhlis M. Lizar yang memimpin di era zonasi dan afirmasi. Semua dihadapkan pada tantangan berat, tapi  kepemimpinan yang hebat dan kolaborasi yang sinergis melahirkan capaian yang luar biasa.

Kemasan cover yang cantik, membuat aura nostalgik buku sangat terasa. Kisah para guru SMAN 8 dikuatkan maknanya dengan narasi  pengantar dari Dirjen Guru, Kemendikbudristek, Prof Nunuk Suryani, M.Pd . Sambutan dari Ketua Ikatan Alumni SMAN 8 yang juga Wamenhan RI, Letjen TNI (Purn) M. Herindra, menambah ikatan emosianal diantara alumni SMAN 8 dan juga kalangan lain.

“Terima kasih untuk sumbangsih yang luar biasa ini. Banyak kenangan, kesan, dan cerita yang masing-masing punya settingnya sendiri di dalam buku ini, Dan itulah yang saya ingin jahit : kisah, sekaligus keberlanjutan guru era awal sekolah hingga kini. Tentunya melintas waktu yang lama, masa yang  penuh perubahan, tapi semangat yang tak berubah menjaga marwah sekolah tercinta; SMAN 8 di kawasan Taman Bukit Duri,” tutup Suradi. ***