Bareskrim Polri Ungkap Penipuan Jaringan Internasional Dikendalikan dari Dubai

Bareskrim Polri Ungkap Penipuan Jaringan Internasional Dikendalikan dari Dubai - Image Caption


News24xx.com - Kasus penipuan atau scam online jaringan internasional yang dikendalikan dari Kota Dubai, Uni Emirat Arab (UEA) berhasil diungkap penyidik Direktorat Tindak Pidana Siber (Dittipidsiber) Bareskrim Polri.

Pelaku penipuan ini menyasar empat negara, yakni Indonesia, Thailand, India dan Tiongkok. Jaringan penipuan ini berhasil meraup keuntungan dari bisnis ilegalnya Rp1,077 triliun.

Alasan sindikat ini menyasar korban dari empat negara, salah satunya Indonesia karena warga negara yang ikut orang Indonesia. “Kemudian di-blasting ke beberapa negara. Tiongkok karena penduduknya banyak, kemudian India itu padat,” kata Direktur Tindak Pidana Siber (Dirtipidsiber) Bareskrim Polri Brigjen Pol Himawan Bayu Aji, dalam konferensi pers, Selasa (16/7/2024), seperti dikutip media ini.

Bareskrim Polri menetapkan empat orang sebagai tersangka dari jaringan penipuan ini. Tersangka ZS warga negara Tiongkok diketahui sebagai pimpinan kelompok tersebut. Tiga tersangka lainnya adalah warga Indonesia berinisial NSS, H dan M. Ketiganya membantu ZS dalam melakukan aksi penipuan internasional.

Dikatakan Brigjen Himawan, para tersangka melakukan pemetaan aktivitas pengguna internet di negara yang disasar. Untuk mempermudah aksinya, para tersangka telah melakukan profiling terlebih dulu.

Para pelaku juga melihat dengan social engineering mana yang kira-kira terlihat banyak atau cukup banyak menggunakan aktivitas online ini lalu jadikan salah satu sasaran. “Para pelaku juga secara social engineering mem-profiling kira-kira mana yang mungkin atau jadi korban terbanyak,” ujar Himawan.

Sindikat penipuan jaringan internasional ini melakukan aksinya dengan menyebarkan link melalui platform online seperti Facebook hingga WhatsApp. Aksi scamming itu dikendalikan dari Kota Dubai.

Dari bisnis ilegal ini, SZ bersama jaringannya meraup Rp1,5 triliun. Hasil itu diperoleh dari empat negara yang jadi sasaran, yakni Indonesia Rp59 miliar, India Rp1,077 triliun, Tiongkok Rp91 miliar, dan Thailand Rp288 miliar. ***