Diselesaikan Secara Kekeluargaan, Bocah SMP Diduga Sodomi Siswa SD di Sebuah RPRTA di Jakarta Timur

Diselesaikan Secara Kekeluargaan, Bocah SMP Diduga Sodomi Siswa SD di Sebuah RPRTA di Jakarta Timur - Image Caption


News24xx.com - Ruang Publik Terpadu Ramah Anak (RPTRA) yang seharusnya menjadi tempat nyaman bagi anak-anak  Jakarta, kini bisa menjadi tempat menakutkan. Pasalnya, di lokasi tersebut ada beberapa bocah menjadi korban pelecehan seksual yang dilakukan oleh remaja natal.

Seperti yang terjadi di RPRTA di kawasan Jakarta Timur, belum lama ini yang membuat seorang anak siswa sekolah dasar (SD) diduga menjadi korban sodomi. Pelakunya adalah remaja pelajar SMP yang kini dikhawatirkan masih mencari mangsa lain.

Peristiwa yang terjadi pada Senin (15/7) kemarin, berlangsung di RPRTA dan Edufarm atau lahan pertanian untuk program ketahanan pangan dibangun Pemkot Jakarta Timur. Tempatnya yang sepi dan kerap dijadikan tempat bermain anak-anak dimanfaatkan pelaku untuk melancarkan aksinya.

Salah satu warga berinisial As mengatakan, tindak sodomi tersebut pertama diketahui saat sejumlah anak-anak yang sedang bermain di Edufarm dan mendapati korban disodomi. “Ketahuan sama anak-anak juga yang lagi main di lokasi, waktu itu korban sudah nggak pakai celana. Kejadiannya malam, habis Magrib,” katanya, Rabu (17/7).

Saat dipergoki, pelaku yang berusia sekitar 13 tahun sedang menyodomi korban diperkirakan berusia 8 tahun di saung bambu di area Edufarm. Lokasi yang sangat gelap tanpa lampu penerangan membuat tindakan asusila itu tidak diketahui banyak orang. “Disini kalau malam gelap banget, lampu cuma di pasang di beberapa titik saja,” ujar As.

Selain gelap, As juga mengaku pada malam hari Edufarm dan RPRTA sehari-harinya memang tidak dijaga petugas Pemkot Jakarta Timur, akses masuknya pun terbuka untuk umum sehingga mudah dijangkau. “Pelaku sama korban masih tinggal di sekitar sini, tapi berbeda RT. Kalau pelakunya belum lama tinggal di sekitar sini,” ujarnya.

As menambahkan, sebelum kasus di Edufarm terungkap, pelaku diduga juga pernah melakukan aksi sodomi serupa pada RPTRA yang masih berada pada kawasan sama. Hal itu terlihat ketika ada anak laki-laki berusia sekitar 4 tahun keluar dari RPTRA dalam keadaan menangis dan celana terbuka.

“Kalau dihitung kayaknya sudah enam kali kejadian, cuma yang paling parah Senin kemarin malam karena sempat dipergoki. Bahkan ada juga beberapa anak yang merekam kejadian tersebut,” tuturnya.

Meski sudah ditemukan aksi tindak asusila, namun kasus tindak sodomi tidak berlanjut ke aparat penegak hukum. Pasalnya, usai kejadian pihak keluarga korban sepakat tidak menempuh jalur hukum atas kasus menimpa anaknya. “Kemarin dari RT sampai polisi juga sudah datang, cuma katanya itu anak nggak diproses,” imbuh As.

Sementara itu, Kepala Unit PPA Satreskrim Polres Metro Jakarta Timur, AKP Sri Yatmini mengatakan, kasus tidak dilaporkan karena pertimbangan antara korban dan pelaku sama-sama berusia anak. “Kita sudah cek ke TKP, bahwa keterangan Pak RT dan para pihak keluarga yang minta dimediasi,” tukas Sri. ***