SETARA Institute: Indonesia Aman dari Serangan Teroris, RAN PE Dinilai Berhasil

SETARA Institute: Indonesia Aman dari Serangan Teroris, RAN PE Dinilai Berhasil - Image Caption


News24xx.com -  Indonesia mencatat nol serangan teroris atau zero terrorist attack sejak 2023 hingga saat ini. Keberhasilan ini tak lepas dari penerapan Rencana Aksi Nasional Pencegahan dan Penanggulangan Ekstremisme Berbasis Kekerasan yang Mengarah pada Terorisme (RAN PE).

Direktur Eksekutif SETARA Institute, Halili Hasan, menilai RAN PE berperan besar dalam menciptakan kondisi aman di Indonesia. “Saya kira nol serangan teroris ini adalah salah satu capaian utama dari implementasi RAN PE fase pertama,” ujarnya, di Jakarta, baru-baru ini.

RAN PE merupakan kebijakan sistematis yang melibatkan berbagai elemen, termasuk pemerintah pusat dan daerah, kementerian/lembaga negara seperti Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), serta masyarakat dan organisasi swadaya seperti SETARA Institute. Kebijakan ini berfokus pada tiga pilar utama, yaitu pencegahan, penegakan hukum, dan kemitraan.

Menurut Halili, penerapan strategi soft approach dalam RAN PE terbukti efektif dalam menanggulangi ekstremisme. Beberapa program yang telah dilaksanakan antara lain mitigasi, pemetaan aktor, pembekalan aparatur daerah, serta pelibatan masyarakat dalam Forum Kewaspadaan Dini Masyarakat (FKDM).

Pelaksanaan RAN PE fase pertama (2021-2024) menghasilkan dua dampak utama. Pertama, dampak terukur berupa nihilnya serangan teroris secara terbuka di Indonesia. Kedua, dampak tidak terukur berupa meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap bahaya ekstremisme.

“Mobilisasi sumber daya masyarakat dalam menyadari bahaya ekstremisme merupakan pencapaian besar. Kita semua harus terus melakukan mitigasi, meningkatkan kewaspadaan, dan memiliki kemampuan untuk mencegah ancaman sejak dini,” jelas Halili.

Keberhasilan fase pertama menjadi pijakan untuk implementasi RAN PE fase kedua pada 2025-2029. Halili menegaskan, target utama adalah mencegah serangan terorisme secara terbuka.

“Kita tahu bahwa serangan teroris selalu menimbulkan kerugian besar, baik dari sisi jiwa, fisik, ekonomi, sosial, budaya, maupun politik. Oleh karena itu, efektivitas RAN PE fase kedua harus terus ditingkatkan,” tuturnya.

BNPT sendiri akan memperkuat program deradikalisasi dan kesiapsiagaan nasional sebagai bagian dari RAN PE fase kedua. Kepala BNPT, Komisaris Jenderal Polisi Eddy Hartono, menyatakan bahwa penguatan ini sejalan dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2025-2029.

“RPJMN 2025-2029 merupakan penjabaran visi dan misi presiden, salah satunya memperkuat koordinasi antarinstrumen pertahanan dan keamanan dalam pencegahan serta penanggulangan aksi terorisme. Di sinilah RAN PE akan berperan strategis,” ujar Eddy.

Dengan strategi yang semakin matang dan sinergi antarlembaga yang kuat, diharapkan Indonesia tetap aman dari ancaman terorisme dan terus memperkuat upaya pencegahan ekstremisme di masa depan.  ***