Misteri Kematian Situr Wijaya, Jurnalis yang Ditemukan Meregang Nyawa di Sebuah Hotel di Jakarta Barat

Misteri Kematian Situr Wijaya, Jurnalis yang Ditemukan Meregang Nyawa di Sebuah Hotel di Jakarta Barat - Image Caption
News24xx.com - Dunia pers Indonesia kembali berduka atas kepergian Situr Wijaya (32), jurnalis muda asal Sulawesi Tengah sekaligus pendiri media online Insulteng.id. Ia ditemukan meninggal secara misterius di sebuah penginapan di kawasan Kebon Jeruk, Jakarta Barat, pada Jumat, 4 April 2025.
Kematian mendadaknya tidak hanya meninggalkan duka mendalam, tetapi juga memunculkan berbagai tanda tanya dari pihak keluarga dan rekan sejawat.
Menurut penuturan sang istri, Selvianti, Situr berangkat ke Jakarta pada Kamis, 3 April 2025 dalam keadaan sehat tanpa keluhan apapun. Namun, keesokan harinya ia menerima kabar duka bahwa suaminya telah meninggal dunia.
Dari informasi yang beredar, jasad Situr ditemukan dalam posisi tertelungkup di dalam kamar sebuah penginapan yang hingga kini belum diketahui secara pasti identitasnya.
Foto-foto dari lokasi menunjukkan kondisi bangunan yang memprihatinkan: dinding hanya berupa batako tanpa plester, lantai yang retak, serta beberapa bagian tubuh korban yang tampak kemerahan.
Keanehan semakin terasa ketika redaksi media mencoba menghubungi ponsel milik Situr, namun yang menjawab justru petugas medis dari rumah sakit tempat jenazah disimpan. Mereka enggan mengungkap rincian terkait lokasi penemuan maupun kondisi korban.
Pihak keluarga dan kolega menegaskan bahwa Situr selama ini dikenal dalam keadaan sehat tanpa riwayat penyakit serius. Kematian yang begitu mendadak ini pun memicu kecurigaan, apalagi mengingat perannya sebagai jurnalis yang dikenal kritis dan vokal dalam menyuarakan isu-isu penting.
Jenazah Situr sempat disimpan lebih dari 10 jam di dalam ambulans di parkiran salah satu rumah sakit di Jakarta sebelum akhirnya dipindahkan ke RS Polri – Keramat Jati oleh Polsek Kebon Jeruk pada Jumat malam sekitar pukul 20.00 WIB untuk menjalani proses otopsi.
Ketua PWI Peduli Sulawesi Tengah, Heru, yang juga menjadi penghubung keluarga, menyatakan bahwa keluarga telah mengajukan permintaan otopsi guna mengetahui penyebab pasti kematian Situr.
“Kalau memang hasil visum menyatakan penyebabnya murni medis, keluarga siap menerimanya dengan lapang dada. Tapi jika ada indikasi tindak pidana, kami akan mengawal proses ini hingga tuntas,” tegas Heru pada Sabtu, 5 April 2025.
Proses otopsi dilakukan pada Sabtu pagi pukul 10.00 WIB di RS Polri, disaksikan oleh pihak kepolisian, rumah sakit, dan keluarga. Jenazah direncanakan diterbangkan ke Palu pada Minggu, 6 April 2025) pagi, dan akan dimakamkan di Desa Bangga kampung halaman istri almarhum sekitar pukul 09.00 WITA.
Jenazah akan dijemput menggunakan ambulans dari Polda Sulawesi Tengah setibanya di Bandara Mutiara Palu dan langsung dibawa ke rumah duka. Salah satu anggota DPR RI dari dapil Sulawesi Tengah, Longki Djanggola, dikabarkan akan hadir dalam prosesi pemakaman.
Di tengah suasana berkabung, keluarga memohon agar masyarakat tidak menyebarkan foto-foto jenazah.
“Jangan ada yang mem-posting atau menyebarkan foto suami saya. Anak-anak kami masih trauma. Kami sedang berduka,” ungkap Selvianti.
Hingga kini, penyebab pasti kematian Situr Wijaya masih menjadi misteri. ***