Anak Buah Merampok Pakai Senjata Api, Kepala BNN Asahan Dicopot dari Jabatan

Anak Buah Merampok Pakai Senjata Api, Kepala BNN Asahan Dicopot dari Jabatan - Image Caption
News24xx.com - Kepala BNN Kabupaten Asahan, Sumatera Utara, Adrea Retha Zulhelfi dicopot dari jabatan buntut aksi perampokan yang dilakukan anak buahnya oknum Aparatur Sipil Negara (ASN) Asahan, HRF (36). HRF merampok menggunakan senjata organik.
“Inilah yang membuat Kepala BNNK Asahan dicopot karena dianggap lalai dalam mengawasi penggunaan senjata api organik,” kata Kepala Biro Humas dan Protokol BNN, Sulistyo Pudjo Hartono di Jakarta, Jumat.
Menurut Pudjo, jabatan Kepala BNN Kabupaten Asahan kini diemban pejabat PLH (Pelaksana Harian).
Sedangkan penangkapan HRF bersama dua pelaku lainnya, MI (32) dan ND (19), dilakukan oleh Unit Jatanras Satreskrim Polres Asahan. Mereka diduga telah beraksi di empat lokasi berbeda di Asahan, dengan aksi terakhir terjadi pada 18 Juli 2025 lalu.
Dalam aksinya, para pelaku menggunakan senjata api yang diduga adalah pistol PM buatan PT Pindad dan dua pistol otomatis.
Terungkapnya kasus ini memicu reaksi keras dari sejumlah pihak. Salah satunya adalah aktivis pemerhati hukum Hermansyah. Ia mendesak Kepala BNNK Asahan, Adrea Retha Zulhelfi, untuk dicopot dari jabatannya.
“Kami mendesak copot Kepala BNNK Asahan. Bagaimana bisa oknum ASN menggunakan senjata api bersama orang luar tanpa pengawasan,” kata Hermansyah.
Sebelumnya, Kepala BNN RI, Marthinus Hukom menegaskan, pentingnya tindakan disiplin terhadap anggota yang terlibat. “Saya perintahkan tindak tegas, tangkap, pecat, dan bawa ke pengadilan,” tegas Marthinus.
Marthinus yang juga mantan Kadensus 88 ini menegaskan, BNN tidak akan mentolerir tindakan kriminal, termasuk narkoba. “Saya tegas sekali untuk ini, tidak main-main dengan narkoba atau kejahatan apa pun,” ucapnya.
Menurut Marthinus, dalam sebuah organisasi penting untuk menjaga integritas. Di mana dalam hal ini pimpinan harus bisa menjadi contoh bagi bawahan. “Integritas bagi saya itu ada di puncak organisasi. Kalau kita mau membuat organisasi menjadi baik, maka integritas pimpinan dulu harus diperbaiki,” imbuhnya. ***