News24xx.com - Aksi getok harga sejumlah oknum pedagang di kawasan Puncak, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bogor terus berulang.
Para pedagang yang melakukan getok harga ini kerap melontarkan alasan yang sama saat disidak Pemerintah Kecamatan Cisarua ataupun polisi. Yakni waktu nongkrong pengunjung yang lama, ketimbang jajan di warung mereka.
Hal inipun dibantah oleh sejumlah korban getok harga warung di Puncak. Erliana salah satunya. Wisatawan asal Jakarta itu sudah dua kali menjadi korban getok harga. Dirinya tidak pernah lebih dari satu jam untuk istirahat di warung yang ada di Puncak.
“Alasan pedagang saja, bilang nongkrong lama. Saya cuman sejam, itu habis kopi langsung pada lanjut jalan,” katanya kepada Radar Bogor Senin (20/11/2023).
Ia mengatakan, warung getok harga di Puncak biasanya terjadi pada malam hari. Jika siang hari, ia belum pernah mengalami getok harga.
“Anehnya kalau siang harga kopi normal aja sih, kalau malam bisa berlipat-lipat. Kalau Sukro emang mau siang malam sama aja sih,” paparnya.
Iapun berharap ada penindakan tegas terhadap pedagang yang melakukan getok harga. Kata dia, hal itu bisa merusak citra warung di Puncak yang mematok harga normal.
“Saya masih menemukan pedagang yang jual dengan harga wajar, kalau gak ditertibkan pasti berdampak pada pedagang lain,” pintanya.
Sementara itu Camat Cisarua, Heri Risnandar mengatakan, aksi getok harga pedagang ini menjadi hal serius yang harus segera dibenahi.
Iapun mengaku akan melakukan diskusi bersama dengan para stakeholder untuk menyelesaikan kasus getok harga yang terus berulang.
“Nanti saya coba FGD-kan terlebih dahulu dengan beberapa stakeholder, untuk mencari formula yang baik agar hal seperti ini menjadi selesai dan tidak terulang lagi,” tukasnya.