BMKG Sebut 38 Daerah di Indonesia Ini Alami Kekeringan Ekstrem

BMKG Sebut 38 Daerah di Indonesia Ini Alami Kekeringan Ekstrem - Image Caption


News24xx.com - Sebanyak 38 daerah di tujuh Provinsi Indonesia mengalami kekeringan ekstrem. Hal ini dirilis oleh Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) pada daerah tersebut dinyatakan kekeringan ekstrem lantaran sudah lebih dari dua bulan tidak mengalami turun hujan.

Prakirawan BMKG Andika Hapsari menjelaskan bahwa saat ini 64 persen dari zona musim di Indonesia telah memasuki musim kemarau. Baru sisanya sekitar 36 persen masih mengalami musim penghujan.

Wilayah yang sedang mengalami musim kemarau meliputi sebagian kecil Aceh, Sumut, Sumbar, Riau, Kepulauan Riau, serta sebagian besar Jambi, Bengkulu, Sumsel, Bangka Belitung, Lampung, Jawa, Kalteng, Kaltara, Kaltim, Kalsel, Bali, NTB, NTT, Sulut, Gorontalo, Sulteng, Sulbar, Sulsel, Sultra, Malut, Maluku, Papua Barat, dan Papua.

Untuk itu BMKG menghimbau kepada masyarakat agar bijak menggunakan air bersih.

"BMKG mengimbau masyarakat agar menggunakan air secara bijak untuk mengurangi dampak kekeringan yang sedang melanda," tuturnya.

Selain itu ditambahkan Andika, untuk daerah yang masih mengalami musim hujan, penting untuk memastikan sistem penampungan dan pengaliran air hujan agar berfungsi dengan baik. Hal ini guna mengurangi risiko banjir dan memaksimalkan pemanfaatan air.

Dari laman BMKG, Rabu 18 September 2024 daerah yang mengalami kekeringan ekstrem diantaranya di Provinsi Nusa Tenggara Timur meliputi Kota Kupang (144 hari), Sumba Timur (141 hari), Sabu Raijua (128 hari), Kupang (116 hari), Lembata (97 hari), Timor Tengah Selatan (97 hari), Sikka (72 hari), Rote Ndao (70 hari), Sumba Barat Daya (69 hari), dan Ende (69 hari).


Kemudian hal sama pun melanda Provinsi Jawa Timur, yakni Jember (139 hari), Kota Probolinggo (139 hari), Pasuruan (138 hari), Situbondo (138 hari), Banyuwangi (137 hari), Blitar (137 hari), Mojokerto (137 hari), Tulungagung (137 hari), Bangkalan (135 hari), dan Malang (108 hari).

Sedangkan untuk daerah di Provinsi Nusa Tenggara Barat yang juga terdampak yakni Bima (137 hari) dan Lombok Timur (94 hari).

Sementara Provinsi Sulawesi Selatan situasi yang sama melanda Barru (68 hari), Pangkep (68 hari), Takalar (68 hari), dan Makassar (68 hari).

Kondisi serupa juga dialami Daerah Istimewa Yogyakarta meliputi Bantul (68 hari) dan Gunungkidul (67 hari).

Bagi Provinsi Jawa Barat meliputi Ciamis (66 hari), Cirebon (65 hari), Indramayu (65 hari), Karawang (65 hari), Majalengka (65 hari), Purwakarta (65 hari), Subang (65 hari), Sumedang (65 hari), dan Bekasi (65 hari).

Terakhir adalah Provinsi Banten, tepatnya di Pandeglang (66 hari). ***