Keluarga Korban 7 Jasad di Kali Bekasi Beberkan Kronologi Sebelum Para Remaja Ceburkan Diri

Keluarga Korban 7 Jasad di Kali Bekasi Beberkan Kronologi Sebelum Para Remaja Ceburkan Diri - Image Caption


News24xx.com -  Paman salah satu dari tujuh jasad yang ditemukan di Kali Bekasi mengungkap detik-detik sebelum keponakannya, Ridho Darmawan (15), tewas mengambang di Kali tersebut.

Paman Ridho, Jaelani mengatakan, awalnya Ridho izin pamit ke orang tua untuk berkegiatan camping selama beberapa hari bersama teman-temannya.

"Dari penuturan orang tua, almarhum izin camping sama teman-temannya," kata Jaelani di Tambun Selatan, Kamis, 26 September 2024.

Rupanya kegiatan camping itu pun bakal disertai perayaan ulang tahun oleh kelompok remaja sebaya. Ridho pun bergegas ke lokasi titik kumpul di sebuah gubuk di Jalan Cipendawa, Rawalumbu, Kota Bekasi pada Sabtu, 21 September 2024.


"Keponakan saya itu diajak katanya mau ada acara ulang tahun, pengakuan temannya, betul mereka ulang tahun," sambung Jaelani. Dia tak menceritakan detail berapa jumlah remaja di lokasi gubuk tersebut.

Saat sedang nongkrong di sana, sekitar pukul 02.30 WIB, tiba-tiba para remaja itu ditabrak oleh tim patroli polisi yang datang.

"Ketika sampai di lokasi jam setengah 3 malam, baru sebatas duduk di pinggir jalan, tahu-tahu ditabrak oleh tim Perintis Presisi Polres Metro Bekasi Kota," kata Jaelani.

"Ketika ditabrak, almarhum bersama teman-temannya lari menceburkan diri ke Kali Bekasi," jelasnya.

Jaelani menyebut Ridho tak bisa berenang dan terseret arus sehingga hingga keponakannya bersama sejumlah remaja lain ditemukan mengambang di Kali Bekasi, Jatiasih, Kota Bekasi, Minggu, 22 September 2024.

Kendati demikian, keluarga korban bakal tempuh jalur hukum, ia menduga ada kesalahan prosedur pengamanan dari aparat saat membubarkan dugaan tawuran di lokasi.

"Mungkin akan menempuh langkah hukum terkait kegiatan operasi Tim Patroli Perintis Presisi Polres Metro Bekasi Kota yang akan kita pertanyakan itu adalah SOP dari kegiatan mereka apakah sesuai standar atau tidak," tutup Jaelani. ***