Anggota PPS di Jaktim Dilecehkan Ketua RW, Lurah Kebon Kopi Buka Suara

Anggota PPS di Jaktim Dilecehkan Ketua RW, Lurah Kebon Kopi Buka Suara - Image Caption


News24xx.com -  Lurah Kebon Kopi, Muhammad Hardi Ananda, buka suara soal dugaan pelecehan seksual yang dilakukan ketua RW terhadap wanita muda anggota Panitia Pemungutan Suara (PPS) di Jakarta Timur.

Hadi mengaku telah menindaklanjuti laporan korban per tanggal 24 September 2024 kemarin dengan memanggil terlapor yaitu ketua RW.

"Kami undang dan lakukan pembinaan kepada Ketua RW yang diduga melakukan dan tanggal 27 September kami rapat mediasi secara kekeluargaan dengan berbagai pihak terkait," kata Hardi melalui pesan singkat, Senin 14 Oktober 2024.

Namun, Hardy tak merespon lebih lanjut saat ditanya apakah ketua RW tersebut dipecat dari jabatannya atau tidak.

Diberitakan sebelumnya, anggota PPS Kelurahan Pondok Bambu, Duren Sawit, Jakarta Timur, diduga dilecehkan ketua RW.

Aksi pelecehan itu terjadi saat korban berinisial A (22) itu tengah bekerja di sebuah ruangan PPS Kelurahan Pondok Bambu.

Korban A menceritakan aksi pelecehan yang dilakukan ketua RW itu terjadi tepatnya pada 23 September 2024, sore.

"Posisi lagi kerja dan fokus ke laptop. pelaku datang ke aku. sebelum kejadian memang akrab sama semua RW. aku sapa, aku salim. Kan lagi sibuk pendaftaran KPPS," kata A kepada wartawan dikutip Minggu 13 Oktober 2024.

"Aku bilang ke pelaku, Pak RW ini gimana data RW 12 anggota KPPS-nya mana, aku minta dong data-datanya karena belum ada sama sekali. Aku sambil nunjukin ke laptop," sambungnya.

A menuturkan saat kejadian, terduga pelaku yakni ketua RW diketahui berinisial S itu sempat menatap laptopnya lama. Ia berpikir jika ketua RW tengah melihat pekerjaannya itu.

Namun tak disangka, ketua RW justru melakukan tindakan tak senonoh dengan cara mencium pipi A.

"Posisinya di situ aku berdua sama ketua KPPS aku. Tapi ketua KPPS lagi sibuk dengan aktivitasnya. Ketika orang-orang pada meleng, ya udah pelaku melakukan aksinya. Aku sempat teriak "jangan kayak gitu Pak RW". Tapi orang pada gak denger," ungkapnya.

A mengungkapkan, saat kejadian dirinya langsung melaporkan hal tersebut ke Sekretaris Lurah.

Ia meminta agar yang bersangkutan meminta maaf secara terbuka dan mundur sebagai ketua RW sebagai bentuk tanggungjawab atas perbuatannya tersebut.

"Pelaku menulis surat pernyataan, mengakui. Disitu dia benar-benar mengakui kalau memang dia khilaf dan ga ada niat tp khilaf. Aku mintanya permintaan maaf secara terbuka dan berhenti jadi RW. Sudah itu cukup," tandasnya. ***