Dosen Magister Ilmu Hukum UNPM: Maraknya Kasus Kriminalitas Kalangan Remaja, Pemerintah Perlu Lebih Gencar Beri Edukasi Nilai Pancasila

Dosen Magister Ilmu Hukum UNPM: Maraknya Kasus Kriminalitas Kalangan Remaja, Pemerintah Perlu Lebih Gencar Beri Edukasi Nilai Pancasila - Image Caption


News24xx.com -  Maraknya kasus tindak kriminalitas yang dilakukan kalangan remaja atau anak usia sekolah seperti aksi pembunuhan remaja terhadap ayah dan nenek di Lebak Bulus dan yang baru terjadi di Depok satu siswa SMP dibunuh rekannya sendiri (Kamis, 19/12) tentunya menjadi alarm penting bagi pemerintah pusat khususnya dunia pendidikan untuk lebih gencar memberikan edukasi atau pelajaran nilai nilai Pancasila terlebih dalam lingkungan keluarga terdekat dan sekitarnya.

“Saya secara pribadi sangat prihatin dan miris atas fenomena ini. Kasus pembunuhan tersebut menambah rentetan kasus kejahatan yang melibatkan generasi muda harus menjadi alarm bagi pemerintah dan kita semua agar kejadian serupa tidak terulang di masa mendatang,” tutur Dodi Sugianto, Dosen Magister Ilmu Hukum, Universitas Pamulang (UNPAM), Sabtu (21/12).

Kasus tindak kriminalitas hingga pembunuhan ini bukan saja mencerminkan tragedi kemanusiaan, tetapi juga menjadi pengingat akan pentingnya menghidupkan kembali nilai-nilai Pancasila terutama dalam lingkungan keluarga.

Keluarga adalah lingkungan pertama seorang anak belajar yang namanya nilai-nilai moral, etika, dan kemanusiaan, ujarnya yang menanbahkan dalam Pancasila, setiap sila berikan panduan bagaimana hubungan di dalam keluarga seharusnya terjalin, yaitu dengan landasan kasih sayang, rasa hormat dan empati.

Menurut dia, peran penting keluarga dalam menanamkan nilai-nilai Pancasila sangat penting. Pasalnya, bila nilai-nilai tersebut tak tertanam secara baik, otomatis si anak dapat tumbuh tanpa fondasi moral yang kuat, yang akhirnya dapat memicu perilaku destruktif.

Jika si anak tidak kurang perhatian dari sisi kebutuhan emosional maupun lainnya bisa menjadi pemicu rasa dendam, frustrasi, atau bahkan tindakan nekat seperti yang terjadi dalam kasus ini, tuturnya yang tentunya solusi terbaik dan berharap pemerintah dalam hal ini Kementerian Pendidikan menambah muatan pendidikan berbasis Pancasila untuk membentuk generasi yang berbudi pekerti.

Ditegaskan Dodi Sugianto, pendidikan berbasis Pancasila tidak hanya soal teori, tetapi juga praktik nyata, seperti menghormati orang tua (sila kedua), menjaga persatuan keluarga (sila ketiga), dan menyelesaikan masalah dengan musyawarah (sila keempat).

Tidak hanya tanggung jawab pemerintah dan keluarga saja, imbuh dia, namun lembaga pendidikan dan masyarakat harus lebih gencar memberikan contoh konkret penerapan nilai-nilai ini. “Jadi bukan hanya mengajarkan apa yang benar atau salah, tetapi juga melatih anak-anak untuk mengelola emosi dan menghadapi konflik secara bijaksana,” katanya diharapkan aksi kenakalan remaja seperti tawuran pelajar hingga tindak kriminalitas pembunuhan dapat berkurang. ***