Jokowi Masuk Daftar Finalis Terkorup, Mantan Ketum Pak Tejo Yakin Laporan OCCRP Punya Data Kuat

Jokowi Masuk Daftar Finalis Terkorup, Mantan Ketum Pak Tejo Yakin Laporan OCCRP Punya Data Kuat - Image Caption


News24xx.com - Mantan Ketua Umum Pasukan Tetap Jokowi (Pak Tejo), Tigor Doris Sitorus menyoroti laporan Organized Crime and Corruption Reporting Project (OCCRP) yang kini sedang digunjingkan di mana-mana.

Lembaga yang berpusat di Amsterdam, Belanda tersebut dinilainya kredibel. Dalam laporannya yang dilansir pada tanggal 31 Desember 2024  nama Presiden  RI ke-7 Joko Widodo (Jokowi) masuk dalam daftar finalis Person of The Year 2024 untuk kategori kejahatan organisasi dan korupsi versi OCCRP.

Tigor berpendapat bahwa OCCRP tidak asal memasukkan nama Jokowi sebagai salah satu finalis pemimpin terkorup di dunia. “OCCRP ini lembaga kredibel, bukan kaleng-kaleng. Tentu lembaga tersebut punya data kuat,”  kata Tigor kepada wartawan di Jakarta, Kamis (2/1).

Menurut Tigor, lembaga pengawasan independen OCCRP dalam kiprahnya telah menghasilkan lebih dari 702 pejabat yang mengundurkan diri atau diskors karena kasus korupsi. “Tercatat ada 620 dakwaan, dan lebih dari 100 reformasi korporasi di berbagai negara. Artinya, OCCRP memang sudah teruji. Banyak skandal hitam yang dibuka OCCRP,” kata Tigor.

Dia meyakini  dalam melakukan tindakan praktik korupsi, Jokowi mustahil sendirian. “Namun dilakukan bersama-sama oleh sejumlah nggota kabinetnya. Menurut perkiraan saya cukup banyak menterinya yang terlibat,” kata Tigor. Menurut dugaannya, korupsi yang dilakukan antara lain dalam bidang pertambangan, seperti batu bara, timah, dan nikel. “Bisa saja dalam bentuk perizinan yang menguntungkan pribadi, kroni maupun oligarki,” pungkas Tigor.

Sebagaimana diketahui, OCCRP memublikasikan nominasi tokoh terkorup tahun 2024 pada Selasa 31 Desember 2024. Presiden Suriah yang terusir, Bashar Al-Ashar, memenangkan nominasi tokoh terkorup 2024, mengalahkan Jokowi. Kemudian Presiden Kenya William Ruto, hingga eks Perdana Menteri Bangladesh Sheikh Hasina. Laporan OCCRP tersebut kini jadi perbincangan di kalangan masyarakat, baik yang pro maupun kontra. ***