Ternyata di Jakarta Masih Ada, Gedung SD Negeri Pulau Harapan Nyaris Ambruk

Ternyata di Jakarta Masih Ada, Gedung SD Negeri Pulau Harapan Nyaris Ambruk - Image Caption


News24xx.com -  Kondisi memprihatinkan dialami SD Negeri Pulau Harapan 01 Pagi di Kepulauan Seribu, DKI Jakarta. Gedung sekolah tersebut mengalami kerusakan parah, termasuk plafon yang ambrol, dinding retak, dan atap bocor. Kerusakan ini membahayakan keselamatan siswa dan guru.

Tokoh masyarakat setempat, Nahrawi, mendesak Dinas Pendidikan DKI Jakarta segera melakukan rehabilitasi atau pembangunan ulang gedung tersebut. “Kondisi ini sangat membahayakan siswa. Jangan tunggu ada korban jiwa baru bertindak,” tegasnya dengan nada prihatin.

Menurut Nahrawi, para guru terpaksa menggunakan ruang alternatif seperti halaman sekolah untuk proses belajar mengajar. Orang tua murid juga mengaku cemas karena kerusakan gedung semakin parah.

“Anak-anak sering cerita plafon bergoyang saat angin kencang. Kami takut terjadi hal buruk,” ungkap Nahrawi, menirukan keluhan para wali murid.

Meski berada di wilayah administratif DKI Jakarta, Pulau Harapan sering luput dari perhatian dalam hal pembangunan infrastruktur pendidikan. Nahrawi menyoroti ketimpangan fasilitas antara Jakarta Pusat dan daerah terpencil seperti Pulau Harapan.

“Ini adalah bentuk ketidakadilan nyata. Anak-anak di Pulau Harapan punya hak yang sama dengan anak-anak di pusat kota untuk mendapatkan pendidikan berkualitas,” katanya.

Hingga kini, belum ada tanggapan resmi dari Dinas Pendidikan DKI Jakarta terkait permintaan perbaikan gedung tersebut. Nahrawi berharap pemerintah segera merespons demi keselamatan siswa dan kualitas pendidikan di Pulau Harapan.

Ketimpangan Infrastruktur Pendidikan

Nahrawi menambahkan bahwa Pulau Harapan bukan satu-satunya daerah di DKI Jakarta yang mengalami ketimpangan infrastruktur pendidikan.

Ia menyebutkan bahwa lebih dari 20 sekolah di Kepulauan Seribu mengalami kerusakan serupa. Keterbatasan akses transportasi dan minimnya anggaran menjadi faktor utama penyebab lambatnya penanganan.

“Pemerintah harus lebih serius melihat kondisi ini. Jangan sampai pendidikan di wilayah kepulauan terabaikan hanya karena lokasinya jauh dari pusat kota,” tegasnya.

Dampak pada Proses Belajar Mengajar

Kerusakan gedung tidak hanya mengancam keselamatan, tetapi juga mengganggu kualitas proses belajar mengajar.

Nahrawi mengungkapkan bahwa beberapa siswa mengaku sulit berkonsentrasi karena kondisi ruang kelas yang panas akibat atap bocor dan lantai yang retak.

“Siswa sering harus belajar di luar kelas kalau hujan. Kadang-kadang suara angin dan air hujan membuat mereka tidak bisa mendengar penjelasan guru,” katanya, menirukan keluhan para siswa.

Harapan untuk Masa Depan

Nahrawi berharap pemerintah tidak hanya memberikan janji kosong, tetapi segera mengambil langkah konkret.

“Kami butuh solusi nyata, bukan sekadar kunjungan inspektif atau janji manis. Anak-anak kami adalah masa depan bangsa. Mereka layak mendapatkan fasilitas yang layak,” pungkasnya.

Ia juga meminta agar pengawasan terhadap sekolah-sekolah di daerah terpencil diperkuat agar kasus serupa tidak terulang di kemudian hari. ***