Sering Nongkrong dan Main Medsos, Sekda Jakarta: Waktu Luang Jadi Penyebab Utama Tawuran Antarkampung

Sering Nongkrong dan Main Medsos, Sekda Jakarta: Waktu Luang Jadi Penyebab Utama Tawuran Antarkampung - Image Caption


News24xx.com -   Waktu luang yang tidak dimanfaatkan dengan baik, menjadi salah satu penyebab dominan terjadinya tawuran antarkampung. Warga Jakarta diingatkan untuk selalu mengawasi anggota keluarga terutama laki-laki remaja atau dewasa menghindari kebiasaan nongkrong maupun menggunakan aplikasi medsos dengan konten negatif.

Hal itu diungkapkan Sekda DKJ Marullah Matali yang mengaku merasa miris dengan banyaknya kasus tawuran antarwarga yang terjadi di Jakarta. “Hanya soal sepele, saling meledak, atau chatting di medsos lalu bisa terjadi tawuran besar. Lebih memprihatinkan lagi, pelaku membawa senjata tajam pedang atau clurit yang panjangnya sampai dua meter. Mereka benar-benar punya niat untuk saling bunuh,” kata Sekda Marullah di Balaikota, Selasa (18/2).

Kasus tawuran di Jakarta masih menjadi salah satu persoalan serius yang harus segara dituntaskan. “Aparat penegak hukum harus lebih tegas menindak pelaku tawuran yang bawa saja, apalagi yang terbukti melukai lawan. Harus dihukum berat,” tandasnya.

Marullah  menilai, salah satu penyebab utama tawuran adalah banyaknya waktu luang yang tidak dimanfaatkan dengan baik oleh para pemuda. “Latar belakang warga tawuran itu biasanya karena mereka memiliki banyak waktu luang yang tidak terpakai dengan baik,” ujar Marullah.

Sebagai solusi, Marullah menekankan pentingnya memberikan pekerjaan kepada mereka yang rentan terlibat tawuran. “Dengan memiliki pekerjaan, para pemuda jadi lebih sibuk dan tidak lagi memiliki waktu untuk melakukan aksi kekerasan di jalanan,” kata Marullah. Menurutnya, strategi ini telah diterapkan di beberapa kawasan padat penduduk di Jakarta dan terbukti efektif dalam menekan angka tawuran.

“Jika mereka sibuk bekerja dan mendapatkan kesejahteraan, mereka tidak akan lagi terprovokasi  untuk tawuran,” katanya. Pemprov  Jakarta terus berupaya mencari solusi efektif dalam mengatasi tawuran, baik melalui pemberdayaan ekonomi maupun pengawasan ketat terhadap penyebaran konten yang dapat memicu aksi kekerasan di kalangan pemuda.

Sementara itu, Kepala Biro Pemerintahan Jakarta, Fredy Setiawan menambahkan, tawuran di Jakarta terjadi dalam dua bentuk, yakni tawuran alami akibat gesekan antarwarga dan tawuran yang dipicu oleh konten di media sosial.

Ia menjelaskan, Pj Gubernur DKI Jakarta, Teguh Setyabudi, telah berkomunikasi dengan pihak platform medsos seperti TikTok dan Instagram  untuk membatasi konten yang dapat memicu aksi tawuran. “Kami sudah berbicara dengan beberapa pihak dari media sosial terkait tawuran yang dipicu oleh konten digital,” tandas Fredy. ***