Penyidik Subdit III Ditressiber Polda Metro Jaya Tangkap Penjual Konten Video Pornografi Anak

Penyidik Subdit III Ditressiber Polda Metro Jaya Tangkap Penjual Konten Video Pornografi Anak - Image Caption
News24xx.com - Pelaku penyebaran dan penjual konten pornografi anak berinisial CSH ditangkap penyidik Subdit III Ditressiber Polda Metro Jaya. Pelaku diketahui sudah menyebarkan dan menjual ratusan video pornografi umumnya diperankan anak-anak.
Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Ade Ary Syam Indradi didampingi Kasubdit III Ditressiber Kompol Alvin Pratama mengatakan, penyidik telah menemukan 13.336 konten (informasi elektronik) berupa gambar dan video yang berkaitan dengan korban anak. “Ini terus kita kembangkan,” ujar Kompol Alvin, Jumat (21/2/2025).
Dari penjualan ini pelaku sudah mendapatkan uang sebesar Rp80 juta lebih. CSH ditangkap penyidik Subdit III Ditressiber pada Jumat (21/1/2025) di Kabupaten Karawang Jawa Barat.
Pelaku menyebarluaskan konten pornografi anak dengan cara memperjualbelikan melalui akun media sosial telegram. Dalam aksinya pelaku menyediakan 8 group channel yang mendistribusikan konten pornografi anak.
Dikatakan Kompol Alvin Pratama, apabila ada yang mau bergabung ke dalam chanel telegram yang berisikan konten pornografi, peserta/ member diwajibkan melakukan pembayaran. Pelaku mematok harga sebesar Rp150.000,- dan uangnya harus dikiirimkan melalui akun perbankan milik pelaku.
Motif pelaku CSH melakukan transakai konten pornografi untuk memperoleh keuntungan yang dipergunakan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya yang pengangguran.
Pelaku menjualbelikan dokumen elektronik yang bermuatan pornografi dari bulan Juli 2024 sampai dengan Januari 2025 dengan jumlah peserta kurang lebih 500 akun.
Akibat perbuatannya pelaku dijerat Pasal 45 ayat (1) jo Pasal 27 ayat (1) Undang-Undang Nomor Nomor 11 Tahun 2008 sebagaimana diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2024 tentang perubahan kedua atas Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik dengan ancaman penjara 6 tahun.
Pasal 29 jo Pasal 4 ayat (1) Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2008 tentang Pornografi, dengan pidana penjara12 tahun.
Sementara itu, Kasubdit 2 Direktorat PPA & PPO Bareskrim Polri Kombes Ganis mengimbau agar orangtua melakukan pendekatan kepada anak-anak dalam proses interaksi anak di dunia maya (cyber space).
“Jangan biarkan anak terjebak oleh predator online yang menawarkan bujuk rayu melalui bonus permainan (game), manipulasi perilaku. Pelaku kemudian meminta anak untuk melakukan adegan yang melanggar kesusilaan (pornografi),” imbuhnya. ***